HIPERTENSI & HIPOTENSI
Tekanan darah adalah 1 dari 4 komponen utama tanda-tanda vital. Jika seseorang sedang mengalami fase-fase kritis, tekanan darah adalah tolak ukur utama dalam menentukan keadaan seseorang.
Kebanyakan orang mengetahui, bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang sangat berbahaya, namun bagaimana dengan tekanan darah rendah?
Ternyata keduanya bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang mengalami kegawatan dan keduanya merupakan manifestasi klinis yang jika tidak ditangani dengan benar, dapat berakibat fatal.
Hipertensi adalah silent killer
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah yang umum sekali terjadi pada masyarakat. Berdasarkan tingkat kejadian yang ada,bersamaan dengan penyakit akibat pola hidup seperti diabetes dan stroke, angka kejadian hipertensi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Selain itu banyak orang yang menderita hipertensi belum mendapatkan penanganan adekuat, atau mungkin juga karena hipertensi adalah silent killer. Atau ada yang sudah diobati namun kondisinya masih belum membaik sesuai dengan yang diharapkan.
Yang dikhawatirkan untuk orang-orang yang menderita hipertensi adalah penyakit penyerta dan komplikasi yang dihasilkan dari gejala hipertensi jangka panjang.
Jika hipertensi sudah mencapai tingkat tertentu, maka hipertensi akan menimbulkan stroke,gagal jantung yang dapat meningkatkan tingkat kematian penderitanya.
Banyak orang yang mengenal istilah hipertensi, namun apakah Anda mengerti apa itu pengertian hipertensi?
Secara umum, tekanan darah normal pada seseorang adalah 120/80mmHg, jika tekanan darah seseorang melebihi dari 140/90 umumnya sudah digolongkan sebagai penderita hipertensi. Tapi secara medis, penggolongan hipertensi tidak sesederhana itu.
Derajat Hipertensi menurut JNC 7
Derajat hipertensi dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan organisasi kesehatan yang mengurusnya.
Anda harus mengetahui derajat hipertensi yang biasanya terjadi agar Anda lebih berhati-hati saat memeriksa tekanan darah Anda. Apakah termasuk hipertensi atau bukan.
Untuk menilai apakah seseorang menderita penyakit hipertensi atau tidak, Anda harus mengacu pada suatu standar nilai ukur dari tekanan darah.
Ada beberapa macam klasifikasi hipertensi yang digunakan di masing-masing negara. Indonesia menggunakan klasifikasi dari JNC 7 yang mana menggolongkan hipertensi sebagai berikut :
Klasifikasi Tekanan Darah
|
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
|
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
|
Normal
|
< 120
|
< 80
|
Prehipertensi
|
120 – 139
|
80 – 89
|
Hipertensi derajat 1
|
140 – 159
|
90 – 99
|
HIpertensi derajat 2
|
> 160
|
> 100
|
Selain penggolongan hipertensi seperti di atas, ada beberapa penggolongan hipertensi berdasarkan tekanan darahnya seperti :
- Hipertensi Urgensi, yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah sudah melebihi 160/100mmHg (biasanya lebih dari 180/110) tanpa adanya tanda-tanda kerusakan organ-organ tubuh.
- Hipertensi Emergensi, yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah sudah melebihi 180/110 tapi belum disertai adanya tanda-tanda kerusakan organ.
Bahaya akibat Hipotensi
Tekanan darah rendah ditandai dengan tekanan sistolik (bacaan atas) < 90 mmHg dan / atau tekanan diastolik (bacaan bawah) < 60 mmHg.
Tekanan darah rendah akan menimbulkan hambatan atau pembatasan terhadap jumlah darah yang dialirkan ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal sehingga mengakibatkan kepala terasa melayang dan pusing serta tubuh terasa tidak stabil atau mudah goyah, bahkan sampai kehilangan kesadaran.
Walaupun tidak sepopuler tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah tetap harus diamati dan ditangani secara adekuat karena jika tidak ditangani, hipotensi bisa berkembang menjadi gagal jantung, stroke bahkan menyebabkan syok dan kematian.
Tekanan darah normal pada anak-anak
Apakah tekanan darah pada anak-anak sama dengan tekanan darah pada orang dewasa? Jawabannya tentu saja tidak. Tekanan darah normal pada anak-anak dibawah 18 tahun, umumnya lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Pada bayi baru lahir rata-rata 60/40,bayi hingga usia 1 tahun tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mm/Hg. Sedangkan pada anak balita, tekanan darah 100-115 mmHg. Untuk itu, saat mengukur tekanan pada bayi, atau anak-anak, jangan menggunakan patokan JNC 7, karena JNC 7 diperuntukan bagi orang dewasa.
Tekanan darah normal pada ibu hamil
Ibu hamil mensuplai darah untuk 2 orang, oleh karena itu, tentu saja ibu hamil akan memiliki tekanan darah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Untuk wanita hamil perlu diingat 2 hal, Tekanan darah di bawah 110/75 akan dianggap sebagai tekanan darah rendah atau hipo-tension sementara tekanan darah di atas 140/90mmHg tetap dianggap sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Pada wanita hamil dikenal istilah preeklampsia yaitu suatu keadaan hipertensi pada wanita hamil disertai dengan adanya kandungan protein pada urin.
Jika tidak dikontrol dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan eklampsia atau kondisi kejang-kejang yang disebabkan oleh hipertensi yang dimiliki selama masa kehamilan.
Tekanan darah normal pada Lansia
Pada Lansia kriteria tekanan darah bisa sedikit berubah, umumnya tekanan darah normal pada lansia kurang dari 140/90 atau pada beberapa lansia dengan kondisi medis tertentu, tekanan sama dengan dibawah 90/60 mmHg masih dianggap normal.
Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal adalah hal yang wajib dilakukan oleh semua orang. Meski tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah bisa mengancam kapan saja.
Ada hal yang bisa anda lakukan untuk menormalkan tekanan darah yaitu dengan cara memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh dan menghindari makanan yang bisa memicu naik dan turunnya tensi darah serta olahraga teratur.
ANEMIA
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.
Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.
Penyebab Anemia
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal.
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
- Produksi sel darah merah yang kurang.
- Kehilangan darah secara berlebihan.
- Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
2. Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.
Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa:
- Lemas dan cepat lelah
- Sakit kepala dan pusing
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Detak jantung tidak teratur
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Dingin di tangan dan kaki
Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri Anda ke dokter apabila merasa cepat lelah atau mengalami gejala anemia yang makin lama makin memburuk.
Bila Anda menderita anemia yang memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan rutin menerima transfusi darah, maka Anda perlu melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kondisi yang dapat menimbulkan anemia, seperti penyakit ginjal, gangguan menstruasi, kanker usus, atau wasir.
Bagi ibu hamil, menurunnya Hb merupakan hal yang normal. Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, periksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter kandungan akan memberikan suplemen untuk mencegah anemia saat kehamilan.
Bila Anda menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia, misalnya thalasemia, atau memiliki keluarga yang menderita penyakit tersebut, disarankan untuk konsultasi dengan dokter sebelum berencana memiliki keturunan.
Diagnosis Anemia
Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan melakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah pasien, dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah.
Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis kelamin. Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di bawah angka berikut:
- Anak-anak: 11-13 gram per desiliter.
- Ibu hamil: 11 gram per desiliter.
- Laki-laki: 14-18 gram per desiliter.
- Perempuan: 12-16 gram per desiliter.
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti:
- Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan.
- USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia.
- Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ langsung.
- Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia.
Pengobatan Anemia
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah:
- Anemia akibat kekurangan zat besi
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah.
- Anemia pada masa kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
- Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
- Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
- Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
- Anemia akibat penyakit kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
- Anemia sel sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
- Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.
Komplikasi Anemia
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:
- Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
- Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal jantung.
- Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
- Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah.
- Gangguan proses tumbuh kembang pada penderita anemia yang masih bayi dan anak-anak.
- Rentan terkena infeksi.
Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
- Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
- Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
- Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.
STROKE
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.
Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.
Gejala dan Penyebab Stroke
Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:
- Tungkai mati rasa
- Bicara menjadi kacau
- Wajah terlihat menurun
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.
Pengobatan dan Pencegahan Stroke
Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:
- Menerapkan pola makan yang sehat.
- Berolahraga secara rutin.
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.
Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain:
- Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
- Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
- Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.
JANTUNG KORONER
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah masalah jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh arteri koroner. Pembuluh arteri koroner menyempit disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol di dinding dalamnya untuk jangka waktu panjang. Penyempitan dinding arteri ini disebut aterosklerosis.
Seiring berjalannya waktu, PJK dapat menyebabkan otot jantung melemah sehingga menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan aritmia (gangguan irama jantung)
Seberapa umumkah penyakit jantung koroner (PJK)?
Semua orang dapat mengalami penyakit ini. PJK adalah jenis penyakit jantung kronis yang menyebabkan tingginya angka kematian di dunia.
Namun, orang berkulit hitam dan penduduk Asia Tenggara seperti Indonesia memiliki kemungkinan paling tinggi. Sekiranya ada 5-9% orang dewasa di atas 20 tahun yang menderita penyakit jantung koroner.
Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena gangguan ini dengan mengurangi faktor risiko. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda & Gejala
Apa saja tanda dan gejala penyakit jantung koroner (PJK)?
Gejala PJK biasanya tidak selalu langsung muncul di awal mula terjadinya penyakit. Namun seiring waktu, berikut gejala penyakit jantung koroner yang harus diwaspadai:
1. Nyeri dada (angina)
Angina adalah nyeri dada yang teramat sangat intens akibat otot jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah kaya oksigen. Rasa sakitnya mirip dicubit atau dada tertindih benda berat.
Sensasi dicubit tersebut dapat menyebar ke pundak, lengan, leher, rahang, dan punggung kiri. Bisa juga seperti menembus dari depan dada ke punggung. Rasa nyeri dapat muncul dan menjadi lebih parah saat pasien sedang beraktivitas berat, misalnya berolahraga.
Perlu Anda ketahui juga bahwa gejala angina pada pria dan wanita berbeda. Wanita cenderung melaporkan serangan jantung yang diawali kemunculan rasa nyeri spesifik di bawah dada dan perut bagian bawah.
Namun perlu diingat juga, tidak semua nyeri dada adalah gejala penyakit jantung koroner. Nyeri dada akibat angina umumnya biasa disertai oleh gejala lainnya, seperti keringat dingin.
2. Keringat dingin dan mual
Ketika pembuluh darah menyempit, otot-otot jantung akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan suatu kondisi yang disebut iskemia. Kondisi ini akan memicu suatu sensasi yang sering dideskripsikan sebagai keringat dingin. Di sisi lain, iskemia juga dapat memicu reaksi mual dan muntah.
3. Sesak napas
Jantung yang tidak berfungsi normal kesulitan memompa darah segar ke paru sehingga Anda akan kesulitan bernapas. Selain itu, cairan yang berkumpul di paru-paru juga menyebabkan sesak napas bertambah parah.
Sesak napas yang jadi gejala PJK biasanya terjadi bersamaan dengan nyeri dada.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Apabila Anda merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa sangat intens, atau Anda curiga Anda terkena serangan jantung, segera pergi ke unit gawat darurat terdekat. Kadang pengidap PJK keliru mengira angina sebagai “masuk angin” yang seringkali membuat mereka terlambat mendapatkan pertolongan.
Konsultasikan dengan dokter apabila Anda memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol (lemak darah) tinggi, diabetes, kegemukan, atau apabila Anda merokok. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung koroner.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan mengurangi keparahan penyakit.
Penyebab
Apa penyebab penyakit jantung koroner (PJK)?
Penyebab penyakit jantung koroner ada banyak. Meski begitu, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, dan peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri sehingga menyebabkan PJK.
Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel pada arteri dan lambat laun menebal. Penyempitan pembuluh kemudian akan menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung. Jika plak ini pecah, trombosit akan menempel pada luka di arteri dan membentuk gumpalan darah yang memblokir arteri. Hal ini dapat menyebabkan angina semakin parah.
Ketika bekuan darah cukup besar maka arteri akan tertekan, yang menyebabkan infark miokard atau kematian otot jantung.
Faktor-faktor Risiko
Apa yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK)?
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi penyakit jantung koroner adalah:
- Usia lanjut. Semakin tua, arteri akan semakin menyempit dan rapuh.
- Pria lebih memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner daripada wanita.
- Apabila ada anggota keluarga Anda menderita gangguan jantung, maka risiko PJK meningkat.
- Merokok. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan arteri sementara carbon monoksida menyebabkan kerusakan pembuluh.
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan/atau kadar lemak darah yang tinggi.
- Memiliki trauma mental atau stres psikologis berat jangka waktu panjang.
Sementara aterosklerosis itu sendiri disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup dan kondisi seperti:
- Jarang atau bahkan tidak aktif bergerak.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Makan makanan kurang sehat.
- Merokok.
- Kolesterol tinggi.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Diabetes.
Tidak memiliki risiko tidak berarti Anda bebas dari kemungkinan terkena PJK. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Diagnosis & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes diagnosis penyakit jantung koroner (PJK) di rumah sakit?
1. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram berfungsi untuk merekam sinyal-sinyal listrik yang bergerak melalui jantung di dalam tubuh. EKG seringkali dapat mendiagnosis bukti serangan jantung sebelum kejadian atau yang sedang berlangsung.
2. Ekokardiogram
Ekokardiogram adalah tes untuk mendiagnosis kondisi penyakit jantung koroner. Alat ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda. Selama ekokardiogram, dokter Anda dapat menentukan apakah semua bagian jantung bekerja normal ketika memompa darah.
Dengan ekokardiogram, dokter dapat mengetahui beberapa bagian yang lemah dan mungkin rusak saat serangan jantung terjadi. Dokter juga bisa mendiagnosis beberapa kondisi penyakit jantung lainnya dengan alat ini.
3. Tes stres EKG
Jika tanda dan gejala serangan jantung paling sering muncul saat berolahraga, dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes stres jantung.
Tes ini dilakukan dengan Anda berjalan di atas treadmill atau sambil mengendarai sepeda statis sembari kerja jantung dipantau dokter. Dalam beberapa kasus, dokter akan menggunakan obat-obatan untuk merangsang jantung Anda bekerja seperti saat sedang berolahraga.
Tes stres nuklir adalah tes lain yang dapat membantu mengukur seberapa banyak dan seberapa cepat aliran darah ke otot jantung Anda. ini dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung saat Anda beristirahat atau sedang tidak melakukan apapun dan selama Anda stres.
4. Kateterisasi jantung dan angiogram
Untuk mengamati seberapa lancar aliran darah ke jantung Anda, dokter mungkin menyuntikkan zat pewarna khusus ke dalam pembuluh darah di jantung Anda. Tes ini dikenal sebagai angiogram.
Pewarna disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui tabung (kateter) panjang, tipis, fleksibel melalui arteri. Pada proses kateterisasi jantung, pewarna yang masuk tadi akan menguraikan bintik-bintik sempit yang akan menampilkan adanya sumbatan pada tampilan gambar di layar.
Jika ditemukan adanya penyumbatan yang butuh perawatan, balon akan didorong melalui kateter dan dipompa untuk meningkatkan aliran darah di arteri koroner Anda.
5. CT scan jantung
Computerized Tomography (CT) Scan dapat membantu dokter Anda melihat deposit kalsium di arteri Anda. Kelebihan kalsium dapat mempersempit arteri sehingga ini dapat menjadi pertanda kemungkinan penyakit arteri koroner.
Selain itu, dokter akan melakukan X-ray dan ultrasound untuk menyimpulkan kondisi Anda.
Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit jantung koroner (PJK)?
Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung koroner adalah:
- Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan fibrat. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol darah sehingga mengurangi jumlah lemak yang menempel pada pembuluh.
- Aspirin: Aspirin atau pengencer darah lainnya membantu untuk melarutkan darah yang tersumbat, dan mencegah risiko stroke atau infark miokard. Namun dalam beberapa kasus, aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Beri tahu dokter jika Anda menderita gangguan pembekuan darah.
- Beta blockers: Beta blockers menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko infark miokard.
- Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin: Obat ini dapat membantu mencegah risiko infark miokard.
Operasi:
- Pemasangan stent untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit.
- Bedah koroner seperti operasi bypass jantung adalah pengobatan yang paling umum untuk PJK. Dokter juga dapat melakukan angioplasty jika diperlukan.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung koroner (PJK)?
Untuk mengendalikan perkembangan PJK, Anda perlu mempertahankan kegiatan rutin seperti:
- Mengatur pola makanan sehat seimbang: banyak mengonsumsi buah dan sayuran, mengonsumsi produk susu rendah lemak dan mengurangi makanan berlemak lainnya
- Konsumsi obat sesuai perintah dokter.
- Kurangi asupan garam.
- Berolahraga secara teratur, seperti jalan singkat selama 30 menit per hari. Konsultasikan dengan ahli kebugaran tubuh atau dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat bagi jantung Anda.
- Selalu mempertahankan berat badan yang sehat
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Jantung
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Jantung" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) |
Jantung | |
---|---|
Jantung manusia
| |
Rincian | |
Sistem | Sirkulasi |
Arteri | Aorta,[a] pulmonary trunk dan arteri pulmoner kanan dan kiri[b] Arteri koroner kanan, arteri koroner kiri utama[c] |
Vena | Vena kava superior, vena kava inferior,[d] vena pulmoner kanan dan kiri,[e] vena kardiak besar, vena kardiak tengah, vena kardiak kecil, vena kardiak anterior.[f] |
Saraf | Accelerans nerve, Vagus nerve |
Pengenal | |
Bahasa Latin | cor |
Yunani | kardía (καρδία) |
MeSH | D006321 |
TA | A12.1.00.001 |
Daftar istilah anatomi |
Bermasalah memainkan berkas ini? Lihat bantuan media. |
Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri.
Pada manusia, mamalia, dan burung, jantung dibagi menjadi empat ruas: atrium atas kanan dan kiri; dan ventrikel bawah kanan dan kiri. Pada umumnya atrium dan ventrikel kanan disebut jantung kanan, dan sisanya disebut jantung kiri. Ikan hanya memiliki dua ruas, sebuah atrium dan sebuah ventrikel, sementara reptil memiliki tiga ruas. Pada jantung yang sehat darah mengalir satu arah melalui pembuluh darah. Terdapat sebuah kantung pembungkus yang melindungi jantung, perikardium, yang juga mengandung sedikit cairan. Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan: epikardium, miokardium, dan endokardium.
Jantung memompa darah melewati dua sistem sirkulasi. Darah yang berasal dari sistem peredaran darah besar mengandung sedikit oksigen dan memasuki atrium kanan melalui vena kava superior dan inferior menuju ventrikel kanan. Dari sini darah dipompa menuju paru-paru, tempat darah memperoleh oksigen dan meninggalkan karbon dioksida. Darah yang sudah mengandung oksigen kembali menuju atrium kiri, melewati ventrikel kiri dan dipompa menuju seluruh tubuh melalui aorta—di mana oksigen dipakai dan melalui metabolisme menjadi karbon dioksida. Ditambah lagi, darah juga membawa nutrisi dari hati menuju berbagai organ tubuh, sementara membawa zat sisa menuju hati dan ginjal. Normalnya, jumlah darah yang terpompa menuju paru-paru sama dengan jumlah darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Pembuluh vena memompa darah menuju jantung dan membawa darah yang kaya karbon dioksida - kecuali vena pulmonaris dan vena pada sistem pencernaan. Arteri membawa darah keluar jantung, membawa oksigen selain pada arteri pulmonaris. Jarak yang jauh dari jantung membuat pembuluh vena memiliki tekanan yang lebih kecil dari pembuluh arteri. Ketika beristirahat, jantung berdetak kurang lebih 72 kali per menit. Latihan fisik biasanya mengangkat jumlahnya, tetapi jumlah melambat selama beberapa waktu, yang baik untuk jantung.
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian yang umum pada tahun 2008, membawa 30% manusia pada kematian. Diikuti oleh penyakit pembuluh koroner dan stroke. Penyebab utamanya adalah: merokok, obesitas, latihan yang kurang, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain-lain. Diagnosis dari kardiovaskular seringkali dilakukan dengan stetoskop, ECG atau melalui pendengaran ultrasonik. Spesial yang fokus pada penyakit jantung disebut kardiologis, meskipun dibutuhkan spesialis lain untuk menanganinya.
Daftar isi
Permukaan jantung[sunting | sunting sumber]
Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, tetapi tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara serambi dan bilik jantung.
Struktur internal jantung[sunting | sunting sumber]
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung dipisahkan oleh sebuah katup. Katup di antara atrium kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
Cara kerja jantung[sunting | sunting sumber]
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan darah masuk ke jantung (disebut 'diastol'). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut 'sistol'). Kedua serambi berkontraksi dan berelaksasi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang sudah mengandung sedikit oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui [katup pulmoner] ke dalam [arteri pulmonalis] menuju ke [paru-paru]. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium sinistra. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium sinistra akan didorong menuju ventrikel sinistra melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati [katup aorta] masuk ke dalam [aorta] (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang berfungsi membawa darah dari jantung, kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan vena, yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. Pembuluh darah terbesar adalah aorta.